Selasa, 02 Februari 2010

ASKEP PADA KLIEN HIPOADRENALISME

ASKEP PADA KLIEN
HIPOADRENALISME


1.PENGKAJIAN
Klasifikasi Data
Data subjektif :
•Klien mengeluh mual
•Klien mengeluh cemas
•Klien mengeluh sesak nafas
•Klien mengeluh berdebar-debar

Data objektif:
•Klien nampak meringis
•Klien nampak lemas
•Klien nampak pucat
•Konjungtiva anemis
•Klien kelihatan gelisah
•Tanda-tanda vital :
-Tekanan darah : 80/60 MmHg
-Suhu : 380C
-Pernapasan :28x/menit
-Nadi : 85x/menit

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan peningatan kerja paru
2. Gangguan irama jantung berhubungan dengan kompensasi jantung
3. gangguan pola fikir berhubungan dengan kecemasan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

3.INTERVENSI KEPERAWATAN

1.Gangguan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja paru
Intervensi :
Mandiri
•Pantau tanda vital,frekwensi,irama jantung,dan catat adanya disritmia
•Pantau suhu tubuh,catat bila ada perubahan yang mencolok dan tiba-tiba

Kolaborasi
•Berikan pengobatan sesuai indikasi:
-Natrium hidrokortison suksinat
-Vasopresor (contoh: Dopamin)
-Obat antipiretik (contoh : asetaminofen,parasetamol)
•Berikan O2

Rasional :
•Peningkatan frekwensi jantung merupakan manifestasi awal sebagai kompensasi hipovolemi dan penurunan curah jantung. Perkembangan dari kegagalan otot jantung/krisis adison.
•Hiperpireksia yang tiba-tiba dapat terjadi yang di ikuti oleh hipotermi sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormonal, cairan, dan elektrolit yang mempengaruhi frekwensi dan curah jantung
•Pemberian Natrium Hidrokortison Suksinat yang cepat kira-kira 25-50 mg dalam 30-60 menit, kemudian 75-150 mg pada 4-8 jam selanjutnya dapat mencegah kolapsnya kardiovaskular
•Pemberian vasopresor dapat meningkatkan tahanan vaskuler perifer dan arus balik vena akan meningkatkan curah jantung/tekanan darah.
•Suhu di ata 40,60C kadang-kadang terjadi yang dipengaruhi oleh stress dan kehilangan natrium/air.
•Kadar O2 yang maksimal dapat membantu menurunkan kerja jantung
2.Gangguan irama jantung berhubungan dengan kompensasi jantung
Intervensi :
Mandiri
•Pantau tanda vital,frekwensi,irama jantung,dan catat adanya disritmia
•Pantau adanya hipertensi, edema, berat badan meningkat, nyeri kepala yang hebat, peka rangsang dan bingung

Kolaborasi
•Berikan cairan, darah, larutan NaCl, dan volume ekspander melalui IV sesuai dengan kebutuhan. Hindari penggunaan cairan hipotonik dan cairan yang mengandung kalium.
•Berikan pengobatan sesuai indikasi:
-Natrium hidrokortison suksinat
-Vasopresor (contoh: Dopamin)
-Obat antipiretik (contoh : asetaminofen,parasetamol
•Pantau kalium darah

Rasional :
•Peningkatan frekwensi jantung merupakan manifestasi awal sebagai kompensasi hipovolemi dan penurunan curah jantung. Perkembangan dari kegagalan otot jantung/krisis adison.
•Efek pemberian kortikosteroid, natrium, dan cairan pengganti yang berlebihan dapat menyebabkan potensial kelebihan cairan dan gagal jantung.
•Perbaikan volume sirkulasi biasanya dapat memperbaiki curah jantung karena hiperkalemia sering terjadi, kalium eksogen dapat menyebabkan disritmia berat atau henti jantung
•Pemberian Natrium Hidrokortison Suksinat yang cepat kira-kira 25-50 mg dalam 30-60 menit, kemudian 75-150 mg pada 4-8 jam selanjutnya dapat mencegah kolapsnya kardiovaskular
Pemberian vasopresor dapat meningkatkan tahanan vaskuler perifer dan arus balik vena akan meningkatkan curah jantung/tekanan darah.
•Suhu di ata 40,60C kadang-kadang terjadi yang dipengaruhi oleh stress dan kehilangan natrium/air.
•Pasien cenderung mengalami hiperkalemia karena bila kadar natrium menurun (dampak sekunder pada kekurangan aldosteron),kalium tertahanm oleh ginjal.


3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Intervensi :
Mandiri
•Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual, dan muntah
•Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari
•Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan
•Berikan informasi tentang menu pilihan


Kolaborasi
•Pertahankan status puasa sesuai indikasi
•Lakukan pemeriksaan terhadap gula darah sesuai indikasi
•Konsultasi dengan ahli gizi
•Beri makan dalam porsi kecil tetapi sering dengan tinggi kalori dan protein bila makan lewat oral telah dapat dilakukan

Rasional :
•Kekurangan kortisol dapat menyebabkan gejala gastroinstestinal berat yang mempengaruhi pencernaan dan absorbs dari makanan
•Anoreksia,kelemahan dan kehilangan pengaturang metabolism oleh kortisol terhadap makanan dapat mengalkibatkan penurunan berat badan dan terjadinya malnutrisi yang serius.
•Dapat meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki pemasukan makanan
•Perencanaan menu yang disukai pasien dapat menstimulasi nafsu makan dan meningkatkan pemasukan makanan
•Mengistirahatkan gastrointestinal, mengurangi rasa tidak enak dan kehilangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah
•Mengkaji kadar gula darah dan kebutuhan terapi. Jika menurun sebaiknya diet dan pemberian glukokortikoid di kaji kembali
•Bermanfaat dalam menentukan penggunaan dan kebutuhan kalori dengan tepat
•Makanan dalam porsi kecil kalau di berikan akhirnya jumlah kalori yang di butuhkan perhari bias terpenuhi

4.Gangguan proses berfikir berhubungan dengan kecemasan
Intervensi :
Mandiri
•Pantau tanda vital dan status neurologis
•Panggil pasien dengan namanya. Orientasikan pada tempat, orang, dan waktu sesuai kebutuhan.
•Sarankan pasien untuk melakukan perawatan dirinya sendiri sesuai kemampuan dengan waktu yang cukup untuk menjalankan seluruh tugasnya.

Kolaborasi
•Pantau hasil pemeriksaan laboratorium mis. Glukosa darah, osmolaritas serum,Hb/Ht


Rasional :
•Memberikan patokan untuk dasar perbandingan terhadap temuan abnormal pada glukosa darah, osmolaritas,hb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar